Monday, July 25, 2022

Perayaan Iduladha di Komplek Rumah Setelah Dua Tahun Pandemi

Perayaan Iduladha di Komplek Citra

Langit biru menjadi atap perayaan Iduladha 1443 H. Para jamaah yang akan sholat Ied di sekitar Masjid Baitus Syafa'ah Jl. Karang Satria Kp. Cerewed RT03/RW018 Kel. Duren Jaya, Bekasi Timur 17111, terlihat begitu antusias menggelar sajadah mereka.

Mukena berwarna-warni yang dikenakan para jamaah wanita dalam sholat Iduladha pagi ini, menambah semarak suasana pelataran Masjid hingga jalan raya dan area pencucian mobil yang memang biasa digunakan setiap tahun untuk dua sholat perayaan besar umat Islam.

Bagiku sholat Iduladha ini adalah yang kedua kalinya tapi nggak berurutan, yaitu pada tahun 2020 dan 2022. Tahun 2021 aku nggak sholat karena masih isoman.  

Tapi kalau nggak salah, 2021 memang nggak ada acara sholat Iduladha, deh. Kasus COVID-19 pada tahun itu, kan, lagi ada di puncak-puncaknya.

Waktu menunjukkan pukul 06.32 WIB ketika petugas Masjid Baitus Syafa'ah mulai membacakan nama-nama orang yang menitipkan hewan kurban mereka ke masjid untuk akhirnya dipotong lalu dibagikan kepada warga sekitar yang memang berhak menerimanya.

Pembacaan diawali dengan rasa syukur pihak pengurus masjid karena bisa mengadakan pemotongan hewan kurban di masa pandemi yang angkanya mulai naik kembali karena sub Omicron varian BA4.

Baca Juga: Makanan Minuman Untuk Gejala Omicron  

Rasa syukur ditujukan pada Alloh meski jumlah hewan kurban yang diterima pihak Masjid Baitus Syafa'ah menurun 50 persen dibanding perayaan Iduladha sebelumnya.

Jika tahun 2021, pengurus masjid menerima kurang lebih hampir mendekati angka 50 hewan kurban. Maka tahun ini mereka menerima 29 ekor kambing tanpa sapi.

Pun dengan pembagian hewan kurban setelah dipotong dan ditimbang. Bila sebelumnya mencakup dua RW, maka pada Perayaan Iduladha kali ini, hanya satu RW saja yang akan mendapat daging kurban.

Itu pun dalam satu RW (10 RT) tidak semua RT akan mendapatkan kupon (daging kurban). Seperti yang disampaikan oleh pihak masjid, bahwa sebanyak empat RT tidak mendapatkan kupon.

Selain orang-orang yang dituju bukan prioritas, di mushola lingkungan RT mereka pun, ada yang mengadakan penyembelihan hewan kurban juga. Padahal kalau lagi nggak pandemi, dua RW kebagian daging kurban, lho.

Dalam pembacaan nama-nama penitip hewan kurban itu, pihak masjid pun berharap agar pada waktu Perayaan Iduladha berikutnya. Penitipan kambing atau sapi dapat dipusatkan di satu tempat, yaitu masjid Baitus Syafa'ah.

Dengan begitu, pembagian hewan kurban dapat lebih terkoordinasi dan terdistribusi merata kepada yang berhak menerimanya.
Semoga perekonomian negara kita semakin membaik. Pandemi segera berlalu. Dan jumlah hewan kurban tahun depan kembali seperti sedia kala. Sehingga warga yang mendapat daging kurban juga semakin banyak dan ikut bergembira saat Perayaan Iduladha.
Kurang lebih seperti itulah kata penutup dari pihak panitia kurban di masjid Syafa'ah. Setelah disambut kata Amiin dari para jamaahnya yang tidak lama kemudian kami pun melaksanakan sholat Ied.

Semarak Perayaan Iduladha Di Komplek Rumah

Memotong daging kurban sapi dan kambing

Di komplek rumahku, tahun ini adalah tahun pertama diadakan kembali penyembelihan hewan kurban semenjak Pandemi 2020.

Terdiri dari 105 rumah yang diisi oleh 90 kepala keluarga. Kami biasa mengadakan pemotongan hewan kurban secara mandiri. Lalu, membuat kupon untuk diserahkan kepada RT yang tinggal di sekitar komplek untuk diserahkan kepada warganya yang berhak menerima daging kurban.

Sebelum pandemi, sejauh ingatanku, biasa warga yang menitipkan hewan kurban kurang lebih 4 ekor sapi dan 4-5 ekor kambing.

Setelah dua tahun tidak ada Perayaan Iduladha. Alhamdulillah, antusias warga komplek Citra terwujud nyata dengan jumlah hewan kurban hampir sama dengan sebelum adanya pandemi, yaitu sebanyak 4 ekor sapi dan 5 ekor kambing.

Baca Juga: Tetangga Masa Gitu

Hari Kurban=Hari Kebersamaan

Satu minggu sebelum lebaran haji. Sebuah pengumuman di grup wa komplek memberi informasi bahwa mushola As-Sallam (ada di dalam area komplek) akan ada pemotongan hewan kurban dan makan bersama pastinya.

Sudah hal yang biasa kami lakukan pada hari istimewa seperti Ramadan dengan acara bukber setiap Sabtu dan Perayaan Iduladha dengan makan bersamanya.

Di dalam grup wa komplek rumah seperti biasa akan dibuat daftar. Daftar makanan apa saja yang akan disajikan untuk kami, dari kami, dan oleh kami.

Obrolan grup wa Ibu-ibu komplek Citra

Dari mulai lauk pendamping, sayur, buah, snack, aneka jenis minuman, dan yang pastinya nasi.

Kenapa ada lauk pendamping? Karena lauk utamanya adalah daging kurban. Kambing dan sapi akan menjadi lauk utama yang akan kami santap bersama pada perayaan Iduladha.

Baca Juga: Garang Asem Ayam Tanpa Daun Pisang

Tenaga potongnya juga Bapak-bapak warga komplek dibantu Bapak Security yang sedang off, juga Bapak tenaga kebersihan.

Kalau waktu memotongnya agak lama, harap dimaklum. Biasa pegang laptop, ini dadakan langsung pegang pisau dan timbangan daging.

Apa? Yang menyembelih hewan kurbannya, Bapak-bapak komplek juga? Bukan dong. Bapak-bapaknya belum ada yang punya sertifikasi buat potong hewan kurban. Wkwk.

Tukang jagalnya, biasa kami panggil. Nah, bagian potong dan menimbang, baru deh, bagian Bapak-bapak Citra.

Balik lagi ke daftar makanan yang ada di grup wa tadi. Tidak butuh waktu lama, keesokan paginya daftar makanan sudah hampir terisi penuh.

Dan menjelang Perayaan Iduladha, minuman dan snack setelah sholat Ied, sudah tertata rapi di area pemotongan. Biar para petugas potong, bisa ngopi-ngopi sambil ngemil sebelum berjibaku dengan daging.

Sementara Bapak-bapak pegang pisau dan daging. Ibu-ibunya menata meja atau tepatnya meja pingpong dengan menyusun makanan dan minuman untuk makan siang.

Baca Juga: 5 Tips Ibu Bahagia Selama Pandemi

Satu persatu lauk dan makanan pendamping yang ada di dalam daftar makanan diantar oleh para warga. Termasuk tongseng dan rendang hasil daging kurban yang dipotong pertama kali oleh panitia kurban komplek.

Ibu-ibu Citra kompak di Iduladha

Jadwal pembagian daging kurban pukul 16.00 WIB dan jumlah daging yang harus dipotong untuk ditimbang lumayan banyak. Akhirnya makan siang pun jadi telat.

Padahal, biasa pukul 12.00 tet, Bapak-bapak langsung makan terus sholat dzuhur. Ini kebalikannya. Udahan istirahatnya molor, sholat, baru maksi, deh. Menjelang pukul 13.00 WIB mereka baru berdatangan mengambil piring.

Bapak-bapak, anak-anak, Ibu-ibu. Begitu urutan pengambilan makanan yang tidak diatur dalam pedoman prasmanan komplek rumah.

Kami makan bersama dengan melihat wajah lelah Bapak-bapak, anak-anak yang ceria, dan Ibu-ibu yang rumpi.

Untung sinar matahari yang berlimpah, tertahan oleh terpal yang berdiri kokoh di pinggir lapangan. Dan pohon-pohon rindang di sekitarnya cukup untuk berteduh para Bapak-bapak yang duduk di bawahnya.

Meski angin siang itu agak sedikit pelit bertiup untuk membuat daun bergoyang dan menjadi kipas. Tapi Bapak-bapak tetap semangat dengan Perayaan Iduladha yang sudah dua tahun absen itu.

Segelas es buah ditangan mereka sepertinya cukup menyumbang semangat mereka.

Semoga tahun depan bisa seperti ini lagi ya, Bu-ibu, Pak-bapak. Jangan ada lagi pengurangan kepala keluarga karena COVID-19.

Catatan: Selama pandemi, enam orang Istri ditinggal oleh para suaminya. Baik itu karena COVID-19 dan juga karena sakit yang lain.

Baca Juga: Saat Ikhtiar Dan Doa Tidak Sejalan Dengan Takdir

Salam kompak selalu untuk warga kompek Citra. Semoga kita semua dipertemukan dan dikumpulkan kembali dalam Perayaan Iduladha tahun depan. Aamiiin.









No comments:

Post a Comment