Ketika ikhtiar dan doa tidak sejalan dengan takdir yang datang. Diri menjadi rapuh, mental pun jatuh, ragu pun datang menghampiri. Berbagai pertanyaan silih berganti memenuhi kepala. Kata seandainya jika dilakukan begini atau jika dilakukan begitu, bergema dalam pikiran.
Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”[11] [12]
Astaghfirullahaladzim. Manusiawi memang bila rasa kecewa hinggap dalam diri ketika semua tidak berjalan dengan yang diharapkan. Bila tidak ada iman di dada, mungkin diri sudah terjerumus dalam jurang putus-asa. Atau mungkin berteriak histeris tidak menerima musibah yang datangnya secara mendadak.
Alhamdulillah, iman dalam dada memang benar dapat menjaga pikiran agar tetap berhusnudzon kepada Alloh. Beristighfar, berserah diri pada-Nya atas kejadian yang dialami, meyakini bahwa takdir-Nya adalah benar. Semua kejadian yang dialami oleh manusia memang sudah ditetapkan jauh sebelum kita diciptakan.
Seperti firman Allah dalam Qur'an Surat At-Taghabun Ayat 11:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Baca Juga: Merayakan Cinta Dengan Sahabat Sejati
Ketika Ikhtiar dan Doa Tidak Sejalan dengan Takdir
Bulan Juli ini adalah bulan penuh kesedihan. Hati patah bahkan remuk redam. Kejadiannya begitu cepat dan tidak pernah diduga akan berakhir seperti ini.Kehilangan separuh jiwa memang pasti akan datang. Mental pun sudah disiapkan bila hari itu tiba. Tapi bukan untuk waktu yang begitu dekat dan secepat ini.
Tubuh lemas tak bertenaga, lunglai terjatuh di lantai rumah sakit ketika kabar yang memang sudah diduga benar terjadi. Diri hanya bisa pasrah dan berserah diri pada pemilik raga.
Kalau menuruti hati, kesedihan bakal berlarut dan berujung pada tubuh yang tak berdaya. Dukungan dan motivasi dari orang tua, saudara, tetangga, sahabat, teman, untuk tetap semangat menjalani hidup pastinya tidak akan berpengaruh bila dari diri sendiri tidak ada kemauan.
Baca Juga: Usia 25 Tahun Versi Desi Corner
Ini yang Kulakukan Ketika Takdir Tidak Sejalan dengan Doa dan Harapan:
1. Mendalami Arti Qada dan Qadar Alloh
Rukun iman yang ke-6 mewajibkan kita sebagai umat muslim untuk percaya pada takdir. Bukan sekali dua kali mendengar juga membaca tentang qada dan qadar ini. Ketika sedang terpuruk dan membutuhkan pegangan. Mendalami tentang qada yang merupakan rencana Alloh tentang kebaikan, keburukan dan juga tentang hidup atau mati manusia sebelum adanya proses kehidupan. Membuat diri semakin memahami dan belajar menerima keadaan dengan sabar dan ikhlas.Dalam Al Qur'an Surah Al-Baqarah, Ayat 210, Allah berfirman:
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللَّهُ فِي ظُلَلٍ مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلَائِكَةُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ
Artinya: Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya (azab) Allah bersama malaikat dalam naungan awan, sedangkan perkara (mereka) telah diputuskan. Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan
Begitu pula dengan qadar atau takdir sebagai ketentuan Alloh yang pasti terjadi pada setiap makhluknya. Takdir mubram ini tidak dapat diubah dan dihindari meski lari ke ujung dunia.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-A'raf ayat 34
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: "Dan tiap-tiap umat memiliki, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula melanjutkannya."
Maka berpulangnya suami pada sang Pencipta setelah ikhtiar dan doa yang dilakukan. Maka aku harus belajar menerima takdir dengan ikhlas dan berprasangka baik pada Alloh akan musibah yang datang.
2. Berhusnudzon pada Alloh
Berbaik sangka bukan perkara mudah ketika musibah menyapa. Sekali lagi keimanan menyelamatkan diri dari sifat suudzon. Berbaik sangka pada Alloh sungguh membuat tenang diri. Meyakini sesuatu bahwa musibah yang dihadapi adalah tidak lain bentuk kasih sayang Alloh pada hamba-Nya agar hamba-Nya menjadi lebih dekat dengan diri-Nya.Sebuah hadits Qudsi lengkap tentang sangkaan kepada Allah dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW.
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري، رقم 7405 ومسلم ، رقم 2675
”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga semua Sahabat Desi's Corner mempunyai sifat selalu berhusnudzon pada Alloh apapun keadaan yang dihadapi. Aamiiin.
3. Yakin bahwa Bersama Kesulitan akan Ada Kemudahan
Kita diciptakan Alloh di dunia ini untuk beribadah. Dan kita pun diwajibkan untuk berikhtiar dan berdoa. Sedangkan keberhasilan hak prerogatif Alloh.Begitupun dengan apa yang kulakukan pada almarhum suami. Ketika almarhum suami sudah berada di ICU. Aku sudah memasrahkan diri pada Alloh melalui pihak rumah sakit untuk menangani suami. Ketika akhir dari ikhtiar dan doa berlawanan dengan takdir. Aku harus menerima keputusan Alloh.
Aku yakin bahwa cobaan yang dijalani sekarang pastinya sudah disesuaikan dengan kemampuanku. Aku pun yakin bahwa bersama kesulitan akan ada kemudahan.
Seperti Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Wasith yang mengutip sebuah hadits Nabi kemudian menceritakan, “Suatu hari Nabi SAW keluar rumah dalam kondisi senang dan bahagia, beliau tertawa dan bersabda, “Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan. Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan, dan sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.”
Bila Alloh telah berfirman dalam surat Al-Insyirah (surat ke-94) ayat 5 dan 6, serta hadits Nabi besar Muhammad SAW yang telah disebutkan di atas. Haruskah aku ragu bahwa takdir Alloh sesungguhnya untuk kebaikanku dan Kakak?
Sedih sudah pasti. Duka pun tak akan pernah hilang selama hayat dikandung badan. Hanya dengan beristighfar diri menjadi tenang. Menggantung harapan hanya pada Alloh, sang Pencipta, sang Pemberi Hidup, dan sang Pemberi Rezeki. Semoga ikhtiar dan doa yang kulakukan menjadi ladang pahala. Aamiiin.
Teruntuk Sahabat Desi's Corner, apa yang kalian lakukan ketika ikhtiar dan doa tidak sejalan dengan takdir? Semoga masukkan Sahabat dapat menjadi pembuka hati untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan baruku.
Bagus banget
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih my dear Rezy.
DeleteMasyaAllah
ReplyDeleteTerima kasih mbak Desi sudah mengingatkan dan menguatkan.
Semoga mbak desi dan keluarga selalu diberi kesabaran dan bertambahnya iman dengan segala ujian yang Allah beri
Masya Allah mbak Desi... berat banget pasti, tapi mbak Desi bisa melewatinya. Terima kasih atas pengingatnya. Aku masih sering nglokro kalau ingat beberapa hal yang terjadi tak sejalan dengan keinginan diri.
ReplyDeleteMasya Allah, kisah ketabahan mbak Desi adalah penguat bagi orang lain, Insya Allah. Terima kasih sudah berbagi kisah
ReplyDeletePeluk mbak Desi.... Sabar dalam ujian memang nggak semudah yang dikatakan. Tapi bukan berarti nggak bisa, dan saya yakin mbak Desi bisa dan kuat. Tulislah apa yang mba Desi rasakan karena itu salah satu terapi bagi jiwa.
ReplyDeleteSemangaat Bu Desi, Insya Allah kelak berkumpul lagi di surga-Nya.
ReplyDeleteAku pun pernah bu merasa takdir tidak sejalan dengan ikhtiar dan doa, tapi percayalah apa yang terjadi itu yang terbaik untuk kita dari Allah.
Terima kasih, Bu Desi. Saya membaca postingan ini ketika saua sedang down, saat sedang merasa sendirian. Terima kasih, Bu Desi, sudah mengingatkan bahwa ada Allah, sudah mengingatkan untuk istighfar.
ReplyDeleteMasyaAllaj mbak Desi, kuat banget, bener Allah takkan kasih ujian yang tidak sanggup kkta pikul ya. Peluuuk mbak
ReplyDeleteBener sekali ya mbaa... Harus banget ikhlas dan selalu berprasangka baik sama Allah..
ReplyDeletePeluuuuk jauuuuhhh kak Desi :* postingan ini menjadi reminder banget untuk bisa menerima kenyataan meskipun berat.
ReplyDeleteBener banget prasangka baik ke Allah itu penting. Dulu pernah ngerasain gimana rasanya kesal pada takdir yang terjadi. Dan belajar untuk mengiklaskan itu tidaklah mudah tapi harus dilakukan. Makasih banyak mba desi atas pengingatnya.
ReplyDelete