Tuesday, April 30, 2024

Nyaris! Ini 6 Tanda Penipuan Kerja Paruh Waktu Via Grup Telegram yang Hampir Aku Alami


Penipuan-freelance-via-telegram

Jumat sore, 29 Maret 2024 kurang lebih ba'da ashar notifikasi wa berbunyi dua kali. Takut penting, nggak pakai lama langsung dibuka. (Sayangnya sudah dihapus. Takut modus penipuan yang bisa nyambung hack ke m-Banking, kan, serem. Jadi nggak bisa dikasih liat, deh)

Di chat wa pertamanya itu, dia mengaku dari Adswerve dan tahu kalau aku sedang mencari kerja paruh waktu atau work from home.

Memang sih, aku ada profil di Linkedin yang mencantumkan diri sebagai blogger atau penulis lepas gitu. Tapi seingatku, setiap mengirim lamaran via Linkedin selalu ada arsipnya di email. Nah, untuk Adswerve ini, kayaknya nggak pernah kirim lamaran untuk kerja paruh waktu di sana.

Agar tidak penasaran dan jujur ada sedikit tertarik dengan penawaran kerja paruh waktu dari rumah ini. Di carilah tahu tentang perusahaan yang bernama Adswerve. Apalagi menjelang lebaran. Lagi butuh-butuhnya duit lebih.

Delalah, memang perusahaan yang berpusat di Amerika ini kalau lihat profilnya, beneran perusahaan legal. Adswerve adalah perusahaan yang bergerak di bidang semacam marketing digital gitu. Cukup meyakinkan kalau aku memang terpilih sebagai pegawai kerja paruh waktu.

Bagaimana sampai akhirnya aku tahu kalau aku masuk ke jaringan penipuan kerja paruh waktu via telegram? Dan akhirnya curiga kalau itu adalah penipuan? 

Baca Juga: Kebiasaan Mengucap Kata Seandainya Dan Takdir Allah

Ini 5 tanda penipuan kerja paruh waktu yang harus diwaspadai:

1. Mengaku dari perusahaan besar yang berbasis di luar negeri

Kebiasaan aku semenjak kemudahan mengakses internet, selalu mengecek profil perusahaan yang menawari pekerjaan.

Melalui profil perusahaan tersebut, aku bisa mengetahui lokasi perusahaan berada di mana, bergerak dibidang apa, misi visi perusahaan, kepemilikan (entah itu saham, PMA, atau joint venture), dan lainnya.

Kalau dulu dengan adanya profil perusahaan ini. Aku bisa mempersiapkan diri sebelum wawancara. Juga bisa nyambung dengan apa yang disampaikan si pewawancara kalau lagi membahas tentang perusahaan.

Kebiasaan mengecek profil perusahaan itu, ternyata menguntungkan aku. Yaitu ketika aku nyaris saja tertipu oleh tawaran kerja paruh waktu dari rumah yang hanya bermodalkan gawai dan kuota.

Mengaku dari Adswerve, penawaran kerja dari rumah melalui WhatsApp, mendapati data aku sebagai pencari kerja dari website (Linkedin, ini perkiraanku).

Baca Juga: Blibli, Punya Toko Bukan Impian Lagi, Gampang Dan Nggak Ribet!

2. Kerja mudah bayaran menggiurkan

Bermodalkan gawai dan kuota, tawaran pekerjaan yang mudah di lakukan ini, sesaat membuat aku tergoda dan berpikir pendek. Apalagi menjelang lebaran yang lagi butuh-butuhnya duit. Asli susah nolak.

Sebelum gabung di grup telegram dengan para pekerja lainnya. Aku di tes dulu. Diberi waktu kurang lebih tiga menit. Aku diminta untuk buka Gmaps dan mencari lokasi yang mereka minta.

Dua soal berhasil diselesaikan sebelum waktu yang ditentukan habis. Dan langsung proses pembayaran setelah memberi laporan dalam bentuk screenshot kalau aku memang betul sudah menyelesaikan dua soal tersebut.

Kemudian aku diberi link telegram yang ditujukan ke receptionist beserta kode agar aku bisa mendapatkan upah sebesar Rp 30.000.

Baca Juga: 4 Kesalahan Karir yang Sering Dilakukan Ketika Usia 30-an, Jangan Kebablasan, Yak!

3. Mendesak dan terkesan terburu-buru

Tergiur dengan mudahnya tugas dengan bayaran lumayan. Sampai kesan mereka yang begitu memaksa, mendesak, dan terkesan terburu-buru. Baru aku sadari setelah semuanya selesai kalau aku bisa saja menjadi korban penipuan kerja paruh waktu dari rumah.

Chatting via wa di bawah mungkin bisa sedikit menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesan terburu-buru.

Penipuan freelance dari rumah via telegram

4. Kontak admin di telegram menggunakan nama anonim dan tidak dapat melihat anggota lainnya

Sayang, aku tidak dapat menunjukkan nama-nama kontak admin perusahaan yang mengaku dari Adswerve. Nama-nama adminnya itu, lho, kebarat-baratan.

Dengan total jumlah anggota yang berada di grup Telegram tersebut kurang lebih 130 termasuk admin yang mungkin kira-kira jumlahnya lebih dari 6 orang. Aku juga tidak dapat melihat sesama rekan kerja paruh waktu aku itu.

Baca Juga: Usia 25 Tahun Idealnya Punya Apa? Ini Usia 25 Tahun Versi Desi's Corner

5. No rekening yang berbeda-beda

Pembayaran kerja paruh waktu yang aku mulai ragu kebenarannya ini. No rekening bank yang mereka gunakan berbeda-beda. Dan nama yang digunakan juga asli nama orang-orang Indonesia.

Masa perusahaan gede dan asing transfernya bukan menggunakan nama perusahaan?

Jadi tuh, mereka melakukan pembayaran setiap kali aku menyelesaikan tugas sebanyak tiga kali. Satu tugas dihargai Rp 9.000. Dengan jarak satu tugas ke tugas lainnya selama 25 menit.

Dari hasil yang kudapat dengan mengerjakan tiga tugas. Pembayaran yang masuk ke rekening atas nama Kakak menggunakan tiga rekening berbeda.

Di sini, aku sengaja pinjam rekening kakak yang biasa digunakan untuk belanja online di toko oren. Jadi rekening itu nggak ada isinya. Untuk mencegah penipuan yang zaman sekarang semakin canggih.

Baca Juga: Mau Usaha Dari Rumah? Simak Cerita Usaha Masakan Rumahan Dapoerasatoe

6. Minta deposit dengan iming-iming hasil berlipat

Mulai tugas ke-5, 11,16, para pekerja paruh waktu ini diminta untuk deposit. Mereka bilang depositnya akan dikembalikan dalam waktu 5 menit setelah mengerjakan tugas.

Anggota mendapat kesempatan skip mengerjakan tugas ini hanya satu kali. Tidak ada kesempatan kedua. Artinya aku akan dikeluarkan dari grup dan tidak mendapatkan upah untuk dua tugas sebelumnya yang sudah ku kerjakan.

Tapi bagi yang melakukan deposit dan berhasil menyelesaikan tugas sebanyak tiga kali berturut-turut. Maka tugas berikutnya, upahnya akan digandakan menjadi Rp 18.000/tugas.

Dikarenakan aku skip tugas ke-5 dan semestinya aku masih bisa mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk mengerjakan tugas sebanyak tiga kali tapi aku tidak melakukannya. Maka otomatis aku dikeluarkan dari grup kerja paruh waktu di telegram tersebut.

Review G Maps jadi penipuan freelance online
Percakapan dan tugas via telegram yang diberikan berupa review G Maps dan langsung dibayar 


Emang ya, hari gini, kita kudu waspada dengan segala kemudahan mencari uang. Apalagi model aku yang cuma diem di rumah nggak punya penghasilan. Alhamdulillah masih dilindungi Alloh. Bisa lepas dari iming-iming rupiah yang gampang banget didapet.

Buat Sahabat Desi's Corner, semoga pengalaman aku ini dapat dijadikan kewaspadaan akan penipuan kerja paruh waktu yang dapat dikerjakan dari rumah ya.

Waspada dan siaga selalu. Semoga Alloh memberi rezeki akal sehat dan mental yang kuat. Aamiiin.







No comments:

Post a Comment