Sunday, May 22, 2022

4 Cara Mengelola THR Anak Ala Desi's Corner


Beberapa hari yang lalu, beranda FB dan twitter heboh tentang salam tempel yang diterima anak ketika Idulfitri. Menurut hasil kesimpulanku dari kalimat dan komentar netizen atas pernyataan itu bahwa orang tua khususnya Ibu, tidak perlu ikut-ikut mengelola THR anak yang didapat pada Idulfitri.

THR anak ya, hak anak. Tidak ada jatah Ibu didalamnya. Kalau menurut Sahabat Desi's Corner tentang kalimat yang bikin heboh seperti dibawah ini bagaimana?

Kelola THR anak

Kalimatnya sih, nggak ada ke arah uangnya mau dipakai sama si Ibu. Disitu cuma ada kata TITIP. Artinya nanti dikembalikan lagi ke si anak. Itu menurut aku, lho, ya.

Cuma salah satu komentar dari netizen seperti ini: 

Dan inilah saat anak pertama kali mengenal investasi bodong,

yang akhirnya jadi bikin heboh di medsos. Menuai banyak respon netizen +62. Termasuk aku yang meski telat, tapi jadinya kepengin berbagi cerita zaman Kakak kecil dulu waktu dapat THR.

Sebelum masuk ke caraku mengelola THR anak. Sebentar aku mau sharing salah satu respon komentar yang berdasar pada hadits.

Baca Juga: Usia 25 Tahun Versi Desi's Corner

Orang Tua Berhak Memegang Harta Anak

Komentar seorang perempuan yang aku dapat di FB dan mungkin saja dia seorang Ibu, menyampaikan pendapatnya yang kalau aku simpulkan adalah, tidak ada seorang Ibu yang memakan harta anaknya.

Kalau yang aku rasain dan alami, pendapat Ibu itu betul. Ibu dengan segala cara pasti melindungi anaknya bahkan saat Ibu tidak sanggup memenuhi kebutuhan anaknya saja. Ia pasti berusaha keras untuk mewujudkan keinginan anaknya semaksimal mungkin.

Dan kalau ada rezeki, pasti yang diduluin itu ya, buat anak terlebih dahulu. Seperti hal remeh tapi kalau direnungi, ya, Ibu sampai segitunya sama anaknya. Seperti makan makanan sisa anak, anak yang lebih dulu makan, kebutuhan anak jadi no. 1, bedak urusan belakangan. Ya nggak, sih?

Tidak ada Ibu yang perhitungan sama anaknya, ada juga anak yang perhitungan sama ibunya.

THR anak hak orang tua
Tapi tetap sebagai orang tua, kalau mengambil harta milik anak, ya, ambillah. Selama apa yang diambil itu, tidak menimbulkan mudharat bagi si anak itu sendiri, seperti yang Syaikh Shalih Al-Fauzan nyatakan :

وهذا في حق الأب لا شك فيه ، وكذلك في حقّ الأم ؛ لأنها كالأب على الصحيح ؛ تأخذ من مال ولدها ما تنتفع به ، وتسد به حاجتها ؛ ما لم يكن بذلك إضرار على الولد ، أو أن تتعلق به حاجة الولد ، والله تعالى أعلم

“Tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan hak bagi si Ayah, demikian pula hak bagi si Ibu. Karena Ibu itu seperti ayah menurut pendapat yang shahih. Ia boleh mengambil harta anaknya untuk dimanfaatkan dan untuk memenuhi kebutuhannya selama hal tersebut tidak sampai menimbulkan mudharat bagi si anak.” (Al-Muntaqa Min Fataw Syaikh Shalih Al-Fauzan melalui fatawa Islamqa no. 145503).

Dari riwayat-riwayat di atas, menurut aku sih, kalau mengikuti keadaan zaman sekarang. Itu artinya secara tidak langsung, orang tua diperbolehkan mengelola THR anak secara khusus.

Kalau menurut Sahabat Desi's Corner bagaimana?


Mengelola THR Anak Agar Dapat Menjadi Investasi Dan Alat Belajar Ala Desi's Corner

Aku kurang tahu batasan anak mendapat THR itu sampai usia berapa. Cuma, lebaran kemarin karena Kakak sudah bekerja. Jadi pendapatan THR mulai jauh berkurang.

Tapi, waktu masih kecil dulu, uang THR Kakak memang aku yang pegang. Kalau nggak salah ingat sih, kurang lebih SMP atau menjelang akhir Sekolah Dasar aku membuka rekening di bank atas nama Kakak dan aku sebagai walinya.

Jadi ada dua nama di buku tabungannya itu, karena Kakak masih belum cukup umur untuk mempunyai buku tabungan atas nama sendiri.

Baca Juga: Pengalaman Wisuda Daring Kakak  

4 Cara Mengelola THR Anak Ala Desi's Corner:

Uang lebaran anak

1. Belajar Menabung

Celengan

Celengan adalah cara paling mudah dan menarik untuk belajar menabung karena Kakak bisa memasukkan uangnya sendiri ke dalam celengan yang bentuknya lucu. Kalau nggak salah, celengan yang terbuat dari tanah liat gitu, deh.

Buka rekening di bank

Bertambahnya usia Kakak, menjadikan nominal salam tempelnya juga semakin besar. Kira-kira menjelang akhir SD, aku mengajak Kakak ke bank untuk membuka rekening atas namanya dan namaku sebagai walinya. Nanti begitu Kakak berusia 17 tahun, barulah rekening tabungannya atas nama Kakak seutuhnya.

Di bank aku mengajari bagaimana cara atau proses menabung. Jadi, dia semangat mengumpulkan uang jajan untuk ditabung di bank.

Baca Juga: Menabung Asyik Ala Emak-Emak

2. Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Mengelola THR anak memang susah-susah gampang karena saat memberi pengertian kebutuhan dan keinginan seringnya beda pendapat antara anak dan orang tua. Jadi tawar-menawar gitu, deh.

Namanya juga anak-anak, pasti keinginannya banyak. Apalagi emaknya, jarang beliin mainan. Jadilah pas pegang uang banyak, segala macam disebut dan dipengin. Memberi pengertiannya kudu kreatif supaya masuk di jalan pikirannya anak.

3. Perlengkapan Sekolah

Jatuhnya lebaran biasa nggak jauh-jauh sama tahun ajaran baru. Nah, alat perlengkapan sekolah juga dibeli menggunakan uang THR ini. Kan, alat-alat sekolah, seperti tempat pensil, alat tulis, cover buku tulis, tas, bergambar lucu-lucu, tuh. Jadi, deh, Kakak suka pilih sendiri. Termasuk sepatu

Mamak irit, anak senang

4. Tabungan pendidikan


Pintar dengan THR anal

Terakhir yang aku ingat dalam mengelola THR anak saat pembukaan rekening di bank yang telah disebutkan pada poin satu di atas. Rekening ini aku jadikan sarana investasi jangka panjang Kakak.

Selain diisi dengan uang yang didapatnya setiap tahun. Aku juga mengisinya setiap bulan sebagai dana pendidikan Kakak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.

Baca Juga: Mengatur Finansial Rumah Tangga Ala-ala

Hmm, kayaknya yang ingat cuma segitu aja, deh, gaya mengelola THR anak ala-ala Desi's Corner. Maklum sekarang Kakaknya aja sudah bekerja ditambah daya ingat yang mulai menurun.

Semoga dengan berbagi cerita seadanya, Sahabat Desi's Corner tetap mendapat insight storynya, yaa.

Happy saving for our precious kids ;)

Kalau kamu punya gaya mengelola THR anak yang lain, boleh dong, sharing. Kan, nanti tulisan di atas bisa di update lagi.





9 comments:

  1. Saya setuju dengan Bu Desi. Ibu saya dulu juga membukakan rekening tabungan untuk masing-masing anak. Kami diajak menabung, dan kalau ada kebutuhan baik sekolah atau ingin sesuatu hal yang lain, uangnya diambil dari tabungan kami. Dulu paling bangga kalau berhasil menabung paling banyak dari saudara-saudara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sama dong. Dulu waktu zaman masih licik juga gitu. Saingan jumlah yang ditabung sama ade². Kebiasaan waktu kecil akhirnya kebawa sampai ke punya anak, deh.

      Delete
  2. sepakatmbak Desi, kita sebagai orangtua juga harus faham ya akan THR anak, biar gk dikatain investasi bodong. Hhhe. Point ya gdisampaikan setuju banget, pun sama, mengajarkan anak faham mengatur uang sejak dini ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. He eh, kebiasaan nabung emang wajib dari kecil. Biar tertanam sampai turunannya nanti ya, Mbak Win. Ngatur uang susah-susah gampang apalagi sekarang keinginan susah diredam, khususnya anak-anak. Godaan Jajan sama beli mainannya nggak nahan.

      Delete
  3. Aku masih tim celengan sih haha.. Kuno banget yaa, tapi bagi aku celengan ini bisa diarahkan kalau sudah seberapa banyak bisa dibelikan Emas. Mayanlah buat invetasi jangka panjang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak saya juga sampai sekarang masih pakai celengan selain di dalam bentu rekening. Termasuk emaknya, masih pakai toples atau kaleng bekas kue buat masukin uang sisa belanja.

      Delete
  4. Iya nih sempat rame pas lebaran itu ya tapi aku si nggak apa-apa kalau uang dipegang orang tua. Tapi ya dijelasin ke anak biar anak paham dan nggak salah paham gitu loh. Pelan-pelan juga diajarin deh soal mengatur keuangan.

    ReplyDelete
  5. Wah betul banget nih. Walau bagaimanapun, anak di bawah umur harus dibantu mengelola uangnya.
    Saya biasanya nomor satu adalah anak belajar infaq dulu, baru yang lainnya sesuai kebutuha

    ReplyDelete
  6. Setuju sama tulisannya mbak desi, memang baiknya anak anak dipahamkan juga

    ReplyDelete