Saturday, March 5, 2022

Selembar Surat Untuk Sahabat Sejati


Surat untuk sahabat sejati


Tema tantangan menulis 14 hari yang pertama dari Blogspedia adalah Surat Untuk Sahabat Sejati.

Bingung juga mau ditujukan ke siapa surat untuk sahabat sejati ini. Secara aku punya beberapa sahabat yang lost contact. Dan kepinginnya surat ini ditujukan untuk mereka.

Tapi akhirnya aku putuskan surat untuk sahabat sejati ini ditujukan pada separuh aku yang sudah berpisah dan nggak akan bertemu lagi selama aku masih ada di dunia.

Baca Juga: Merayakan Cinta Dengan Sahabat Sejati  

Begini Isi Surat Untuk Sahabat Sejati yang aku buat dadakan:

Selembar Surat Untuk Sahabat Sejati 

Hai! Apa kabar kamu di sana?
Pasti baik-baik, kan?

Bagaimana suasana baru di sana?
Pasti lebih enak, kan, dibanding di sini?
Buktinya kamu tidak hadir lagi di mimpiku,
Berarti kamu nyaman dan menikmati lingkungan barumu

Aku?
Kabarku baik-baik saja
Tidak ada yang luar biasa semenjak kamu pindah
Tidak ada teman cerita yang asyik lagi seperti kamu

Aku dan kamu sahabat sejati

Nggak usah hidungmu kembang kempis seperti itu,
Oke, oke, telat memang aku memujimu
Tapi memang itu kenyataannya
Aku mengakui kalau kamu memang sahabat sejatiku, tidak ada yang lain

Iya, betul
Setiap hari aku memakai topeng
Bahkan saat berhadapan dengan diriku sendiri pun, topeng tetap kupakai

Mau, sih, aku lepas
Tapi, susah
Nggak tahu kenapa, topeng itu seperti menjadi kekuatanku
Seperti di serial animasi Sailor Moon, Pahlawan Bertopeng selalu siap membantu yang lemah!

Kamu nggak perlu khawatir dengan diriku
Everything is under control
Aku masih suka menulis, masih ada di grup Blogspedia, dan beberapa grup lainnya
Bahkan aku menambah beberapa kegiatan baru dalam mencari ilmu. Seperti di per-dapuran dan teknologi.

Haha iya, tahu,
Usiaku memang hampir menyentuh setengah abad, tapi otakku masih mampu kok, belajar teknologi atau  yang bahasa kerennya IT 

Iya, iya, aku tahu, kamu nggak ada di sampingku jika nanti aku nanti butuh bantuan buat tanya-tanya seputar IT
Sudah, kamu tenang saja, kan ada Om Google yang bisa aku tanya-tanya meski nggak bisa diselingi canda seperti sama kamu kalau lagi belajar

Apa? Aku capek?
Hmm, kalau aku capek belajar, mungkin gawaiku tidak akan berisi banyak grup seperti saat ini. Malah yang ada sekarang jadi bertambah. Meski Silent Reader wkwk. Secara aku kurang bisa mengimbangi gaya mereka karena gap usia yang jauh tapi nggak pakai banget.

Jualan?
Maaf, ya, selang beberapa bulan kamu pergi, minuman kesukaanmu baru aku jual lagi
Mungkin sudah jalannya, seperti kemudahan mendapatkan barang, adanya jasa pengiriman yang bisa langsung antar ke rumah, meski reseller yang dulu tidak seaktif zaman masih ada kamu.

Haha, iya, aku nggak perlu makan hati lagi sama kernet yang kalau di telpon tanya posisi bus mereka sudah sampai dimana.
Dan yang terkadang bikin ngeselin, mereka minta tambahan duit karena titip barang yang nggak gede-gede banget. Padahal dari Bandung, mereka sudah dikasih cukup.

Aku? Kangen? Ya, iyalah, aku kangen
Ini kan, perpisahan terlama yang pernah kita jalani dibanding kalau kamu cuma pergi buat Raker (Rapat Kerja) ke Malang atau Bali yang paling lama cuma seminggu.

Sabar, ya, insyaAllah nanti kita bertemu dan berkumpul lagi. Dan itu pasti.

Sahabat sejati

Iya, iya, aku selalu sebut nama kamu, kok. Di saat dan selesai salat, di setiap tarikan nafas, detak jantung yang berdegup, kedipan mata, semua yang kulakukan, kamu selalu ada aku sebut. Bahkan isi kepalaku saja, penuh dengan suara dan bayangan kamu.

"Kalau minum, bisa duduk, nggak, sih?"
"Duduk dulu, baru dimakan."
"Itu tv nonton, kamu? Boros listrik, tahu, nggak?"
"Kalau buka puasa, minum air putih anget dulu, abis itu, baru, teh manisnya diminum."
"Kakinya kesetan sampe kering. Tuh, liat, ubinnya penuh sama tapak kaki kamu yang masih basah."
"Ini gunting kuku, taro di tempatnya lagi. Biar kalau butuh nggak usah cari-cari."

Dan masih banyak lagi kata-katamu yang terngiang di setiap aku mengerjakan sesuatu. Sepertinya "separuhmu" tetap ada di aku.  Dan aku suka itu.
Meski tidak jarang, justru itulah yang membuat hatiku seperti disayat belati 

Hubungan kita memang berakhir menggantung
Banyak percakapan masih bertanda koma
Banyak harapan dan rencana yang akhirnya bubar jalan
Padahal kaki dan tangan kita baru saja terikat erat untuk mewujudkan semua itu bersama-sama

Selembar surat ini jangan lupa kamu baca, ya
Seperti kamu yang tidak pernah absen dan memberi masukan setelah aku memposting tulisan di blog

Selamat menikmati "lingkungan dan suasana" barumu

Aku akan mengirim selembar surat lagi nanti. Memberi kabar tentang aku dan cerita lalu kita yang sudah menjadi kenangan

Salam sayang,
Sahabat Sejatimu

Baca Juga: Saat Ikhtiar dan Doa Tidak Sejalan Dengan Takdir

Semoga dia suka dengan surat yang kutujukan untuknya. Terdengar konyol, tapi bikin aku lega.

Mungkin harus dirutinkan berkirim surat untuk sahabat sejatiku ini. Biar nanti ada kenangan yang bisa dibaca kalau aku sedang kangen sama dia.












































23 comments:

  1. Sahabatlah orang pertama yang bersedia mendengar keluh kesah kita... Saya tipe orang yang mudah akrab sama orang, tapi kalau urusan sahabat, saya agak pemilih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sahabat memang harus dipilih ya, Dok. Biar dia bisa jaga curhatan kita jangan sampai bocor.

      Delete
  2. Ya Allah, suka banget dengan isi suratnya.
    Alhamdulillah sekali mempunyai teman yang bisa mengingatkan kita sampai hal-hal kecil seperti makan harus sambil duduk. It's true, best friend

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Alhamdulillah pernah punya sahabat kayak begini. Dan nggak akan dapat lagi yang kayak begini. Bisa mengerti luar dalemnya kita.

      Delete
  3. sahabat tak lekang oleh waktu, semoga saja surat ini sampai padanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin ya Alloh, semoga dibales lewat mimpi aja udah seneng banget.

      Delete
  4. Semoga sahabatnya bisa membaca tulisan ini ya mbak.. Aku yang membacanya aja terharu banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin, iya, Bun. Nulisnya aja sedih. Ketemunya lagi nggak tahu kapan. Cuma Tuhan yang tahu.

      Delete
  5. Jarang banget aku bikin surat untuk sahabat, karena biasanya jadi pengen nangis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buat kenang-kenangan suratnya. Biar kalau nanti ada pikun sedikit, bisa dibaca-baca lagi kalau pernah punya sahabat

      Delete
  6. Mbahas soal sahabat semakin berumur rasanya makin berjarak dengan sahabat lama. Jadi terinspirasi buat nulis surat juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bener. Semakin berumur teman juga semakin sedikit. Kayak seleksi alam, yang bener-bener masih tinggal itu adalah sahabat. Cuz nulis surat.

      Delete
  7. semoga aja org yng dimaksud kaka baca ini ya. kata2nya udah beuh banget tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin, semoga Tuhan sampaikan surat ini, terus hadir dimimimpi deh, Mbak Yul.

      Delete
  8. I just stay here 5 minutes without reading
    I can't
    Sorry sis :(
    Allah will be with you, always

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tak apa, Bun. Aamiiin untuk doanya. Terima kasih sudah mampir.

      Delete
  9. Buuuun. aku mewek baca suratnya. TT
    Semoga sahabat Bunda selalu bahagia di sana, aamiin. Sehat selalu, bund!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin ya Allah, semoga sesuai dengan doa yang diminta, dia bahagia selalu di sana. Terima kasih. Salam sehat juga buat Mbak Naqi.

      Delete
  10. Menulis surat seperti ini bsa buat healing jga ya..
    Saat ini dgn kemudahan teknologi jdi jarang suratnya kyak jaman dlu gitu ya Buu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, healing banget. Bisa curhat dengan cara halus biar kena di hati.
      Teknologi emang bikin mudah semuanya. Sayang anak-anak sekarang nggak ngerasain perangko dan berhari-hari buat kirim surat supaya dibaca sama si penerimanya.

      Delete
  11. Masyaa Allah isi suratnya ngalir banget tapi bikin sedih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sedih Mbak Manda. Soalnya orangnya udah nggak ada. Biasa curhat langsung, eeh, cuma bisa ditulis aja sekarang. Terima kasih udah mampir, Mbak.

      Delete
  12. mbak desyyyyy big huge for you,..sending virtual love yak .. you are strong women, semoga sahabat terkasih mbak Desy menikmati sajian surat ini. damai di sisi Nya alfatihah..

    ReplyDelete