Tuesday, February 16, 2021

Mengekspresikan Diri Lewat Tulisan dengan Teknik Doodle Art


Eflyer conference hexagon city

Kemarin aku mengikuti rangkaian acara Hexagon City Virtual Conference tentang mengekspresikan diri menulis dengan teknik doodle art.

Acara yang diwadahi oleh Institute Ibu Profesional, khususnya perkuliahan Bunda Produktif ini diisi oleh teman satu tim Co Housing 1 Literasi Bahasa, yaitu Mbak Wildaini Sholihah.

Judul yang menarik hati "Binar Oretan Belajar" membuatku ingin mengetahui maksud dari kata "Oretan" tersebut.

Pagi itu, gerimis belum juga jeda dari kemarin. Bikin aku mager mencuci. Setelah menyiapkan sarapan. Aku duduk santai dengan setengah rebahan di kursi ruang tamu yang juga sekaligus ruang untuk menonton tv. Sambil melihat-lihat kabar terbaru dari grup wa, FB, dan IG lewat gawai.

Masih ada waktu satu jam sebelum acara Live On Youtube dari Hexagon City. Jemariku dengan lincah berpindah dari satu grup ke grup lain untuk membaca chat semalam. Entah bila gawaiku tidak disetting silent. Mungkin sampai lewat tengah malam notifikasi gawaiku tidak berhenti berbunyi.

Kupilih grup komunitas yang perlu dibaca pagi. Takut ada pengumuman penting. Salah satunya ya, dari grup HIMA. Grup dimana aku berada dalam wadah Perkuliahan Bunda Produktif.

Benar saja, pengumuman disampaikan oleh salah satu pengurus HIMA. Disebutkan bahwa jurnal Zona O pekan ke-2 harus dikumpulkan Selasa, 16 Februari dengan batas akhir pengumpulan pukul 15.59.

Membaca kurang lebih tiga grup komunitas sebelum akhirnya acara yang dibawakan oleh Mbak Wilda pun dimulai.

Baca Juga: Blogger Squad ODOP Jadi Agen Penulis

Menulis dengan Teknik Doodle Art

Doodle art itu apa, sih? Hasil dari browsing sana-sini, ternyata definisi doodle itu nggak ada yang pasti. Kalau aku simpulkan kurang lebih jadi begini, "doodle art itu seni menggambar yang spontanitas dan langsung dituangkan di atas kertas. Hasilnya pun abstrak dan acak. Tidak ada makna tertentu dari hasil gambarnya tersebut."

Menurut yang aku baca dari wikipedia. Biasa tuh, kita mencoret-coret apa yang ada dipikiran kita kalau kita sedang melamun lalu berimajinasi.

Seperti murid yang tidak memperhatikan guru sedang mengajar. Lalu murid tersebut membuat coretan tidak berarti di balik buku atau sudut lembaran kertas buku pelajarannya.

Bisa juga kalau sahabat Desi's corner perhatikan. Seseorang yang sedang berbicara di telepon dalam waktu cukup lama. Kita bisa melihat dia sedang mencoret-coret di atas kertas dengan hasil gambar abstrak.

Kalau arti doodle art seperti di atas. Berarti aku selama ini sudah melakukannya dong 😂. Dulu waktu masih kerja, pas lagi telepon, suka banget tulis nama sendiri yang diukir-ukir gitu. Emang nggak jelas, sih, itu gambar apaan. Ya, kayak anak kecil corat-coret di tembok gitu, deh.

Nah, seperti Mbak Wilda nama panggilan Wildaini Sholihah dalam live on youtubenya bilang kalau doodle art itu nggak ada pakem salah atau betul. Doodle art itu imajinasi. Jadi kita bebas menuangkan segala macam bentuk yang ada di dalam kepala kita ke atas kertas.

Malah kalau bisa langsung saja gunakan pulpen jangan pensil. Dengan menggunakan pulpen, mindset kita akan terpaku bahwa apa yang sudah dibuat tidak dapat dihapus atau dicoret.

Hasil coretan dengan pulpen justru membuat kita berpikir kreatif untuk memaksimalkan gambar yang ada.

Seperti gambar di bawah ini. Doodle art pertama yang kubuat ini menggunakan pulpen di atas kertas bekas. Sebelum menggambar, aku menentukan tema terlebih dahulu. Yaitu, taman baca/buku/perpustakaan.

Teknik doodle art

Inilah kelebihan doodle art. Tidak perlu pandai menggambar, tidak perlu kursus melukis dulu. Langsung aja cuzz corat-coret mengikuti gerakan tangan.

Mbak Wilda bilang, "nggak perlu takut untuk memulai sesuatu yang baru. Pola berpikirnya harus yakin dulu. Doodle art itu kan, seni. Nggak ada pakem salah atau betul dalam sebuah seni."

Lihat bagian tulisannya, deh! Harusnya kan, kata kedua di tulisan itu nggak tumpang tindih. Tapi karena perhitungannya nggak tepat pas menulis, akhirnya kekurangan space. Terus aku akalin kan, jadi deh tulisannya bertumpuk gitu.

Seandainya alat tulis yang digunakan saat itu adalah pensil. Pasti hasil akhir tulisannya nggak seperti itu. Udah aja hapus tulis, hapus tulis nggak kelar-kelar sampai dapat hasil yang memuaskan.

Baca Juga: Tetap Produktif Meski Diam di Rumah

Impact Doodle Art

Corat-coret bebas lepas tanpa aturan ala doodle art ini ternyata dapat memberi impact pada diri. Seperti yang dijelaskan oleh Mbak Wilda yang berprofesi sebagai guru ini.

Impact doodle art

Impact dari mempraktikan doodle art sebagai berikut:

1. Menjadikan diri sebagai pembelajar

Sebagai pembelajar, doodle art menjadikan hasil belajar kita lebih bervariasi. Menghilangkan kejenuhan dengan berkreatifitas dan berselancar di alam imajinasi kita.

Visual reminder

Tempel hasil doodle di dinding, lemari, atau tempat yang mudah terlihat sebagai reminder kita akan target yang telah dibuat. Kalau aku mah, membuat dream board lalu ditempel di dinding kamar.

Meaningful learning

Tidak ada ilmu yang sia-sia. Semua ilmu meski kita asing pada awalnya. Tetap suatu saat nanti pasti akan berguna. Terlebih lagi dengan ilmu tersebut kita bisa berbagi.

2. Sebagai seorang ibu, 

Doodle art dapat dijadikan sarana belajar bareng anak. Mengasah imajinasi anak dengan menuangkannya di atas kertas. Mungkin saja kita sebagai orang tua dapat mengetahui minat dan bakat anak dari membaca hasil gambar doodle art tersebut.

Sedangkan sebagai seorang istri impact doodle art dapat dijadikan family project. Diskusikan dengan suami dan anak akan menggambar apa. Nantinya gambar dikerjakan di atas kertas berukuran besar, dikerjakan bersama, dan dapat dijadikan hiasan dinding.

3. Manfaat doodle untuk personal:

Self healing

Segala kegalauan, keresahan, kebingungan dapat dituangkan dengan menggambar atau menulis bergaya doodle. Sehingga beban yang dirasa dapat lepas dengan corat-coret tanpa makna tersebut.

Aku sudah coba. Saat ngedoodle, pikiran teralihkan ternyata. Setelah lihat hasilnya. Ya, lumayanlah, kayak anak TK menggambar abstrak.

Visual Notes

Cocok buat yang orang yang pelupa macam aku, nih. Makanya aku buat notes penting didalam buku. Seperti ide menulis, hasil webinar, review buku sebelum dituangkan ke dalam blog, dan masih banyak lagi.

Self to do

Nggak jauh berbeda dengan visual notes. Self to do juga merupakan catatan yang ditulis sebagai acuan jadwal kegiatan kita.

Baca Juga: Content Plan agar Isi Blog Menjadi King

Ternyata menggambar dan menulis atau corat-coret dengan teknik doodle art seru juga. Sahabat Desi's corner wajib coba juga, nih.







No comments:

Post a Comment