Awal Bulan Oktober adalah kemoterapi kedua Papap. Sebelum mendapat rujukan kemo kedua, papap melakukan kontrol ke poli hematologi terlebih dahulu di dua minggu sebelumnya. Dan saat itu aku tidak tahu akan ada perubahan pelayanan rawat inap kemoterapi pada dua minggu kemudian.
Di poli hematologi, dokter membaca hasil lab kemo pertama dan memeriksa kondisi Papap. Memeriksa secara keseluruhan, apakah ada efek yang dialami Papap setelah menjalani kemoterapi.
Memang pada kemo pertama, Papap mengalami alergi. Seluruh bagian tubuhnya merah dan ada sesak napas sedikit. Sehingga kemo dihentikan dan dilanjut esok paginya setelah mendapat tambahan obat anti alergi.
Ada yang berbeda ketika aku dan adikku harus mendaftar kemo kedua untuk Papap. Bila di kemo pertama, aku langsung menghadap Case Manager untuk meminta kesediaan kamar rawat inap. Dan langsung dikonfirmasi tanggal masuk kamarnya.
Di kali kedua ini, alur pelayanan rawat inap kemoterapi yang harus aku lakukan berbeda. Grafik pandemi yang terus meningkat tiap harinya. Membuat keamanan kesehatan pelayanan RSCM ditingkatkan lagi dari yang sebelumnya.
Case Manager
Apa yang ada di benak teman-teman ketika mendengar nama case manager?
Waktu pertama kali menghadap case manager untuk minta acc tindakan CT Scan di Bulan Juni lalu sebelum operasi tumor sinonasal. Aku pikir ia adalah nama kepala bagian atau seorang manajer.
Wah, gile aje, nih, gue kudu ngadep ke manajer minta acc tindakan CT Scan. Itu yang ada di pikiran kepalaku, heuheu.
Padahal, mah, kalau case itu diartikan kedalam bahasa Indonesia, kan, artinya kasus, ya? Terus, manager artinya pemimpin. Jadi artinya pemimpin para kasus, dong, wkwk.
Terus terang, istilah case manager baru dicari tahu pengertiannya pas bikin ini artikel ini.
Kalau disimpulkan berdasarkan pengalamanku. Jadi, case manager atau dalam bahasa Indonesianya adalah pengelola kasus. Ia berfungsi sebagai koordinasi pelayanan di sebuah rumah sakit.
Misalnya, nih, waktu Papap akan di operasi seperti yang telah diceritakan sebelumnya. Papap harus melakukan CT Scan dan rontgen (radiologi) terlebih dahulu. Untuk memastikan kalau kondisi tubuh Papap dalam keadaan baik dan dapat dilakukan tindakan operasi.
Mengapa harus mendapatkan persetujuan dari pihak case manager ? Kenapa rujukan dari poli THT nggak bisa langsung dipakai untuk melakukan CT scan dan rontgen?
Hal ini dimaksudkan agar sistem koordinasi dan pendataan pasien dapat direkam dengan baik oleh pihak rumah sakit.
Case manager akan mendata dan berkoordinasi dengan bagian radiologi dan CT scan. Menginformasikan bahwa Papap akan melakukan tindakan yang sudah disetujui oleh pihaknya, berdasarkan rekomendasi dari poli terkait.
Bukankah dengan begini pelayanan RSCM akan semakin maksimal?
Kemoterapi
Kembali ke bahasan utama tentang kemoterapi kedua yang akan didapat Papap.
Dengan membawa surat rekomendasi dari poli hematologi yang ditujukan ke pihak case manager. Aku naik dari lantai 2 menuju lantai 3. Dimana ruangan case manager berada. Lalu menunggu panggilan setelah mengambil nomor antrian.
Siang itu antrian tidak terlalu ramai. Tidak perlu menunggu lama juga, aku pun masuk ke ruangan case manager dan bertemu seorang perawat perempuan paruh baya.
Kuserahkan surat rekomendasi dari poli hematologi pada ibu perawat. Ia pun membaca tanggal pengajuan kemo dari pihak poli hematologi. Lalu mengecek melalui komputernya.
"Nanti, ibu sms saya tanggal 23, ya," ucap ibu perawat sambil menyerahkan kembali surat rekomendasi padaku.
Ini adalah kali kedua perintah yang sama dengan yang pertama. Jadi aku sudah tahu maksudnya.
Hingga pada delapan hari kerja berikutnya. Aku mengirim sms pada ibu perawat.
Waktu kemo pertama, biasanya setelah tanya kesiapan jadwal kamar lewat sms. Besoknya aku dan adikku mengantar Papap sekalian bawa tas baju ganti untuk tiga hari.
Pelayanan rawat inap kemoterapi untuk kali kedua ini memang memakan waktu. Alhasil, jadwal kemo pun mundur karena harus menunggu hasil swab.
Jadwal Swab
Sebetulnya sudah feeling kalau Papap nggak usah ikut ke RSCM. Kan, di sms dibilang kalau datang ke rumah sakit cuma minta jadwal swab. Ya, tapi ragu. Daripada nanti bolak-balik, lebih aman kalau Papap ikut aja.
Penentuan jadwal swab dilakukan oleh pihak case manager juga. Cuma kali ini beda meja. Jadi di dalam ruangan tersebut, ada tiga meja. Meja untuk persetujuan tindakan swab, kemoterapi, dan operasi.
Ternyata jadwal swab antri bo'. Hal ini dikarenakan pihak RSCM membatasi pelayanan jumlah pasien per harinya.
Dapat dimengerti, sih, secara Jakarta masuk zona merah. Jelas pihak rumah sakit harus melakukan pencegahan untuk melindungi tenaga medis, karyawan, pasien, serta keluarga pasien tetap aman dari ancaman virus covid-19.
Jadwal swab didapat empat hari kerja dari tanggal pengajuan. Dan harus menunggu hasil tiga hari dari tes swab sebelum masuk kamar rawat inap. Itu artinya jadwal kemo Papap mundur satu minggu.
Tapi demi kebaikan semua pihak, aku setuju tindakan preventif seperti ini.
Rapid Test Buat Penunggu Pasien
Setelah hasil swab didapat. Masih ada satu langkah lagi sebelum masuk kamar rawat inap. Yaitu penunggu pasien harus dilakukan rapid test.
Tenang, rapid test ini dicover oleh pihak RSCM. Tapi hanya untuk satu orang.
Kalau pihak keluarga menginginkan penunggu pasiennya gantian. Maka anggota keluarga yang sebagai penunggu pasien pengganti, diharuskan menjalankan rapid test terlebih dahulu, atas biaya sendiri.
Pihak rumah sakit pun menyarankan untuk memakai masker medis selama berada di rumah sakit. Kalau pun memakai masker kain. Diharapkan kain tersebut bukan satu lapis. Minimal dua lapis, tapi lebih baik tiga lapis demi keamanan bersama.
Setelah proses administrasi dan syarat masuk kamar rawat inap selesai. Aku dan adikku mengantar Papap ke Gedung A lantai 8. Dimana ruangan khusus kemoterapi dilakukan.
Sebagai informasi tambahan. Selama masa pandemi yaitu bulan Maret lalu. Selain membatasi jumlah pasien yang berobat jalan. Pihak RSCM pun meniadakan jam besuk bagi pasien. Bahkan penunggu pasien pun hanya diperbolehkan satu orang saja.
Masih panjang perjalanan Papap dalam tahap pengobatannya ini. Semoga kami anak-anaknya selalu dapat memberi semangat untuk Papap agar tidak lelah menjalaninya. Aamiiin.
Salam sehat untuk teman-teman semua.
mudah-mudahan Papap cepet sembuh yaa mbaaa. Selalu diberi perlindungan Allah dalam kondisi apapun
ReplyDeleteAamiiin ya Allah. Terima kasih untuk doanya Mbak Jihan.
DeletePengalaman yang sangat menarik sekaligus melelahkan untuk menjaga keluarga. Senang untuk mendapat cerita pengalamannya. Semoga cepat sembuh papapnya.
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih untuk doanya Mbak Ina. Menjaga keluarga memang butuh kesabaran yang luar biasa. Tapi hati senang karena ada yang bisa ditulis.
DeleteSemoga Papap cepat sembuh ya. Kalau dengar kemoterapi kebanyangnya serem banget secara di sinetron2 dibuatnya begitu.
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih untuk doanya kakak. Iya, di sinetron mah lebay. Pertama juga gitu. Kirain serem bikin hati ciut. Alhamdulillah, sekarang papap semangat buat sembuh.
DeleteSaya baru tahu kalau di bagian kemo juga ada case manager, aku kira cuma di bagian HIV aja. Semoga papap segera diberikan kesembuhan mbak
ReplyDeleteIyah, kakak. Case manager buat pasien dengan penyakit² berat. Selain HIV, kanker, diabetes tuberkolosis juga termasuk.
DeleteSemoga Papap nya Mba lekas diberi kesembuhan dan tetap semangat menjalani pengobatan. Panjang sekali ya proses pelayanan kesehatan sejak masa pandemi begini. Terima kasih banyak sudah berbagi ya Mba
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih doanya, Mbak. Iya, masa pandemi begini, rs hati² banget biar nggak kecolongan.
DeleteTerima kasih yaa kak infonya, sangat lengkap sekali. Semoga papap cepat sembuh yaa kaka. Stay safe kak :)
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih doanya kakak. Berharap berbagi pengalaman ini bisa bermanfaat buat yang membutuhkan.
DeleteHi kak, semoga papapnya lekas sembuh ya kak, Amiin. Aku gak bisa bayangin sih sakitnya gimana, karena kemoterapi itu bikin badan kita "habis". Karena aku lihat di serial tv kayak gtu, semoga aja gak ya kak.
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih doanya kakak. Katanya di kemonya nggak sakit. Cuma efeknya ke tubuh emang bikin lemes dan gampang capek. Kalau di tv mah kadang suka lebay :)
DeleteSemoga Papapnya Teh Desi lekas sembuh ya. Prosedur kemonya ketak juga ya selama pandemi ini. Tetap semangat ya :)
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih doanya Mbak Evi. Iya, agak makan waktu buat dapetin jadwal kemo dan tindakannya.
DeleteMak Des... Semoga papap cepet sembuh ya... Keluarga juga diberikan kekuatan dan kesehatan, kesabaran buat ngerawat belio. Makasih udah nulis artikel ini. Jadi informasi yang bermanfaat banget buat banyak orang.
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih doanya, Mbok Bet. Insha Allah, diberi kesabaran selalu.
DeleteSemoga bisa jadi informasi artikel buat yang ngebutuhin. Memang itu harapannya. Berasa waktu pertama kali berobat ke RSCM. Sedikit banget info alur berobat ke sana.
Semangat Mbaak! Semoga lancar selalu proses kemo papanya ya :)
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih untuk doa dan semangatnya Mbak Visya. Fighting! :)
DeleteSemoga papap cepet sembuh dan diberi kelancaran dalam proses kemoterapinya.
ReplyDeleteAamiiin ya Allah. Terima kasih untuk doanya, Mbak.
DeleteSemoga papap segera sembuh dan sehat kembali, dan lancar proses kemo-nya. aamiin.. sehat juga untuk Mba Desi, karena pasti melelahkan ya mba menemani prosesnya.
ReplyDeleteAamiiin. Terima kasih doanya Mbak Widy. Insha Allah, kuat dan sabar. Udah lebih dari setengah tahun mondar-mandir RSCM.
DeleteDoa terbaik untuk papa ya, mbak. Semoga Allah senantiasa menguatkan beliau menjalani proses pengobatan dan anak-anaknya yg merawat serta mendampingi beliau diberi ketangguhan tak berbatas.
ReplyDeleteAamiiin ya Allah. Terima kasih untuk doa dan semangatnya, Mbak Sugi. Salam sehat selalu untuk keluarga.
DeleteSemoga lekas membaik ya Mbak papapnya. Memang pandemi begini yg ngaruh bgt itu ke pasien selain covid ya. Sampai perlu di tunda dan pengawasannya pun diperketat.
ReplyDeleteAamiiin ya Allah. Terima kasih doanya Mbak Ghina. Iya, pandemi begini kasian pasien pasien dengan penyakit berat seperti papap ini. Nggak boleh telat, tapi apadaya.
DeleteOrangtua Saya termasuk Salah satu Dari sekian yg menikmati fasilitas BPJS. Waktu itu Ibu operasi penggantian tempting lutut di Hasan Sadikin bandung
ReplyDeleteIya, betul, Mbak. Saya bersyukur banget ada Jamkesda. Nggak kebayang kalau nggak ada fasilitas kesehatan daerah seperti itu. Semoga pemerintah makin menjamin kesehatan masyarakatnya yang kekuerangan biaya. Aamiiin.
Delete