Foto: Pixabay
"Kan, motornya masih bagus. Masih enak dipake pula. Kenapa harus diganti? " ucap sang istri pada sang suami.
"Ya, kan cari yang lebih nyaman. Biar kakinya nggak pegel," jawab sang suami beralasan.
"Ya, ampun, Pah. Fungsinya kan sama aja. Sama-sama bisa anter kamu sampai kantor. Kalau nggak ganti, nggak ngaruh juga, kan? Inget, Pah! Ini tuh cuma kepinginan kamu aja. Bukan kebutuhan. Kamu ngiri sama Nita yang baru ganti motor, kan?"
Sang istri menatap sang suami yang sedang konsentrasi melihat layar gawainya. Percuma saja ternyata ia berkata-kata panjang kali lebar sama dengan luas itu.
"Kalau warna biru ini bagus, gak? "
Kan... , ditanya apa, dijawab apa alias nggak nyambung. Akhirnya demi kelancaran obrolan. Lebih baik mengikuti arus aja. Demi apa coba? Demi maksud dan tujuan sang istri tercapai pastinya
"Emang tabungannya ada berapa? Bakal ada sisa berapa setelah diambil buat beli motor?" Tanya sang istri sambil melihat cuek pada gambar yang ditunjukkan suaminya dari layar gawai.
"Ada... lah. Pokoknya masih ada sisa tapi nggak banyak," jawab sang suami yang sudah menarik gawainya kembali dari pandangan sang istri. Ia pun mulai asik kembali melihat-lihat gambar motor. Mencari-cari tipe lain.
"Tahu, nggak? Dana ditabungan itu harus ada dua belas kali biaya hidup per bulan. Kita itu harus punya dana cadangan untuk kebutuhan dadakan."
"Lah, kalau butuh dana, tinggal jual lagi motornya," jawab sang suami santai dengan tatapan tak lepas dari gawai.
Napas sang istri mulai memburu. Rahangnya pun terlihat mengeras. Tapi situasi itu tidak lama. Ia memutuskan untuk menetralkan keadaan tubuhnya dengan menarik napas dalam-dalam.
"Pah, yang namanya kebutuhan dadakan itu harus cash. Masa kita lagi butuh cepet, harus jual barang dulu. Nggak mau juga kan, kita berutang?" Jelas sang istri kalem dan pelan. Maksudnya sih agar sang suami mengerti dan menerima penjelasannya lagi.
***
Obrolan di atas pun masih koma. Ada kemungkinan akan terbuka kembali. Tidak tahu apakah diakhir bulan nanti, sang istri masih bisa menahan keinginan suaminya atau tidak. Keadaan ini seperti bom waktu.
Sekadar informasi, bahwa sebetulnya, obrolan dengan topik yang sama ini sudah ada sejak akhir tahun 2019 lalu. Sang suami meminta kepada sang istri untuk mengabulkan permintaannya. Agar ia dapat mengganti motor lamanya dengan yang baru. Dan sudah dua bulan, sang istri dapat menahan keinginannya itu.
Semoga aja titik temunya cepet didapet. Aamiiin. #semogagakjadigantimotor
#komunitasodop
#squadbloggerODOP
#mingguke-3
Wednesday, February 5, 2020
Butuh atau Cuma "Pingin"?
About Desi's Corner
Hai, saya adalah seseorang yang senang belajar menulis. Karena sedang belajar, jadi semua yang dilihat saya tulis.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
keren nih diskusi suami istrinya :)
ReplyDeleteIyah, Mbak. Kita mah sebagai mamak² penuh itungan. Secara ngumpulin duit gak gampang 😅
DeleteDuh pikiranku 😂
ReplyDeleteApa nih yang ada dipikiran Mas Zen? 😅
DeleteLha ini rumah tangga, pas sama judul blognya. Riil banget, dan amazingly postingan ini sungguh menghibur :D
ReplyDeleteTerima kasih Mbak. Seneng banget ada yang terhibur. Jadi semangat ngamatin suami ngomong deh😄
DeleteHaha... ini real mbk?
ReplyDeleteSemangat bertahan mbak.. :D
Iyah, Mbak. Ini asli kisah nyata. Ampe sekarang masih nego 😑😁
DeleteHahaha kayaknya aku pernah gini nih
ReplyDeleteWah, ada yang samaan. Namanya juga rumah tangga ya, Mbak 😍 Semangat buat kita berdua
DeleteKadang serba salah, kalau ga dituruti kasihan suami jarang banyak maunya, itung2 sesekali mengabulkan keinginannya. Tapi kalau dituruti barang lama jg masih lumayan bagus. Kalau itu aku sih, hehehe
ReplyDeleteIyah, sama, Mbak. Kadang sesekali diturutin maunya. Tapi kalau yang ini, budgetnya mana tahaaan
DeleteBebwrapa kali bwgiru, lama-lama suami bisa memahami ke-ekonomisan-ku hehe he
ReplyDeleteKayaknya dia memahami klo istrinya serba ekonomis. Tapi yang ini dia sengaja nabrak sisi keekonomisan saya 😒
DeleteAku bantu aamiin-kan aja kali yaa, Mba hehehe
ReplyDeleteHuhu akhirnya udah beli deh, Mbak. Kagak nahan dia.
Delete